Si Kecil Aktif Bermain Tanpa Harus Menonton
![]() |
Gambar koleksi pribadi penulis |
Sekitar dua meter, terlihat ibu muda yang tengah duduk
di samping Hanan sembari menyaksikan anak berusia tiga tahun ini tengah fokus
bermain. Tak hanya sebatas menikmati Hanan bermain, Bunda Hanan tampak sesekali
menyuapi Hanan makanan kecil. Terhitung sudah satu minggu Hanan tak lagi menonton
TV dan memegang HP. “Sebelumnya Hanan sering menangis jika diminta untuk
berhenti menonton, apalagi kalau malam, jika sudah waktunya tidur dia sering
minta HP untuk menonton,” jelas Bunda Hanan.
Kondisi seperti ini membuat Bunda Hanan kewalahan apalagi
saat ini dia tengah menyelesaikan tugas akhir S2. Bagi sebagian orang, dengan
memberikan si kecil HP atau menonton, ini akan membuat orang tua bisa mengerjakan
tugas rumah tangga dan kegiatan lainnya. Termasuk Bunda Hanan. “Ketika Hanan saya
berikan HP atau menonton, saya bisa mengerjakan tugas kuliah,” ujar Bunda
Hanan. Namun, pada akhirnya dia mengakui bahwa kebiasaan ini sangat tidak
mendidik dan membuat sang anak kecanduan menonton. Akhirnya, sejak seminggu ini
Bunda Hanan menghentikan hal tersebut dan mengubah dengan cara yang lebih
mendidik.
Hal pertama yang dilakukan Bunda Hanan adalah mencari
tahu apa mainan kesukaan Hanan. Ternyata Hanan sangat menyukai berbagai jenis
kendaraan seperti mobil, motor, kereta api, dan berbagai macam jenis kendaraan
lainnya. Setelah mengetahui apa yang disukai Hanan, Bunda Hanan berdiskusi
dengan Hanan untuk membeli mainan tersebut dan mengatakan kepada Hanan bahwa
jika sudah memiliki mainan, maka Hanan tidak boleh lagi menonton dan memainkan HP
serta menjelaskan alasan di balik itu. “Diskusi ringan seperti ini membuat sang
anak mengerti dan mengajarkan anak untuk memahami mana yang baik,” jelas Bunda Hanan.
Setelah mainan dibelikan, Bunda Hanan mengajak Hanan untuk bermain bersama. Hal ini tentunya membuat Hanan lebih tertarik dalam bermain. “Ini juga kesempatan bagi orang tua untuk berkomunikasi dengan sang anak”. Akhirnya Bunda Hanan mengerti bahwa anak di usia tiga tahun cenderung ingin banyak bertanya dan ingin diperhatikan. Ketika orang tua bermain bersama, tentu sang anak akan lebih aktif dalam bermain. Langkah ini bisa dilakukan untuk menghindarkan sang anak dari screen time activity.
Anak-anak
lebih senang dan tenang ketika mereka memiliki perangkat seperti handphone
di tangan mereka. Namun, kita tahu bahwa anak-anak tidak belajar dengan baik
dari layar gadget [1]. Dua penelitian terbaru menunjukkan bahwa screen time
dapat mengurangi kata dan kalimat yang digunakan balita, yang mengakibatkan
perkembangan bahasa tertunda. Sebuah studi baru dari Rumah Sakit Anak di Kanada
melakukan penelitian yang diikuti hampir 900 anak-anak antara usia enam bulan
dan dua tahun [2]. Mereka menemukan bahwa balita yang terpapar lebih banyak screen
time dari HP lebih cenderung mengalami keterlambatan keterampilan bahasa
ekspresif (yaitu, kemampuan anak untuk mengucapkan kata-kata dan kalimat
tertunda). Mereka juga menemukan bahwa untuk setiap peningkatan 30 menit dalam
waktu layar genggam harian, ada 49% peningkatan risiko keterlambatan bahasa
ekspresif).
Studi lain melakukan survei kepada lebih dari 1.000
orang tua dari anak-anak di bawah usia dua tahun [3]. Mereka menemukan bahwa
balita yang menonton lebih banyak video mengalami pemerolehan sedikit kata.
Untuk setiap jam tambahan video yang ditonton bayi berusia delapan hingga 16
bulan dalam sehari, mereka mengucapkan rata-rata enam hingga delapan kata lebih
sedikit. Studi baru ini menunjukkan bahwa peningkatan screen time
menempatkan bayi pada risiko keterlambatan bahasa ekspresif dan dapat
menyebabkan anak kecil mengucapkan lebih sedikit kata. Canadian Pediatric
Society merekomendasikan bahwa anak-anak 2-5 tahun memiliki screen time terbatas
yaitu di bawah satu jam per hari [4].
Lalu bagaimana membatasi screen time pada anak balita
di atas dua tahun? Berikut beberapa tips yang bisa orang tua lakukan: 1). Pratinjau
program, game, dan aplikasi sebelum mengizinkan anak melihat atau
bermain dengannya. Organisasi seperti Common Sense Media [5]. memiliki
peringkat dan ulasan pemrograman untuk membantu sang anak menentukan apa yang
sesuai untuk usianya. Lebih baik lagi, tonton, mainkan, atau gunakan bersama sang
anak. 2). Gunakan kontrol orang tua untuk memblokir atau memfilter konten
internet. Pastikan anak dekat selama screen time sehingga orang tua
dapat mengawasi aktivitasnya. 3). Tanyakan kepada anak secara teratur apa program,
permainan, dan aplikasi yang dia mainkan sepanjang hari. 4). Saat menonton
program bersama anak, diskusikan apa yang akan ditonton dan hindari tontonan
yang bergerak dengan cepat, yang sulit dipahami anak kecil, konten kekerasan,
dan aplikasi dengan banyak konten yang mengganggu. Hilangkan iklan di aplikasi,
karena anak kecil kesulitan membedakan antara iklan dan informasi faktual.
Selanjutnya bagaimana dengan anak-anak yang mengalami
keterlambatan bicara?. Hal pertama yang bisa
orang tua lakukan adalah biasakan anak untuk menedengarkan cerita atau dongeng
yang bisa diberikan oleh orang tua.
Ajarkan anak untuk
mengucapkan kata atau ide dengan
mengajarkan kata beserta tunjukkan benda atau objeknya. Dengan mengusahakan
semakin tertariknya anak-anak untuk
melakukan peniruan kata-kata.
Anak akan mendapat respon yang sangat ekspresif, misalnya ketika
anak mengungkapkan suatu ide
kemudian orang tuanya
memberikan respon seolah-olah terkejut, marah, atau menertawakannya maka
anak akan mengulangi ucapan itu kembali. Anak begitu senang menerima respon
timbal balik yang diberikan oleh orang tuanya. Anak merasa diperhatikan
tanpa memperdulikan apakah
perhatian tersebut berupa kemarahan atau ekspresi lainnya.
Langkah selanjutnya, bacakan buku atau cerita
bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-benda yang ia
kenal, gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak, mengoreksi
ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan “Atit” saat
mengutarakan rasa sakit, orang tua
segera membenarkannya
dengan mengucapkan “Oh,
sakit ya”. Usahakan untuk
selalu mengulang kata-kata yang diucapkan anak pada kita,
berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar, jangan abaikan anak
dan selalu berikan
respon terhadap apa yang dikatakan anak, jangan memaksa anak untuk
berbicara karena hal ini hanya akan membuat anak menjadi semakin tertekan, dan
berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti psikolog.
Langkah selanjutnya, memberikan multivitamin untuk otak
anak, salah satu multivitamin yang baik untuk otak anak yang bisa orang tua
coba adalah Generos. Generos merupakan multivitamin untuk otak yang didukung
dengan lima bahan utama alami Quantum. Generos yang merupakan suplemen herbal
yang telah lulus uji BPOM dan telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI ini
mengandung lima bahan herbal terbaik yang khasiatnya tidak diragukan lagi. Generos
telah dujii, sehingga mampu menjadi nutrisi dan menangkal gangguan radiasi
bebas yang bisa berbahaya bagi otak anak. Fungsi utama Generos ialah membantu
mengatasi gangguan speech delay atau terlambat bicara, anak
autis, dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Cara kerja
Generos dengan membantu merangsang saraf verbal anak untuk lancar bicara.
Selain itu, Generos juga menutrisi perkembangan kecerdasan pada anak. Generos
sangat direkomendasikan sebagai penunjang kebutuhan nutrisi untuk tumbuh
kembang optimal. [6].
Secara umum dapat disimpulkan cara terbaik untuk
membantu anak belajar dan tumbuh adalah dengan meluangkan waktu untuk berinteraksi
dan berkomunikasi dengannya. Bersenang-senanglah dalam interaksi sehari-hari
seperti waktu mandi, waktu makan, atau saat orang tua berjalan ke taman, di
situlah pembelajaran bahasa terbaik. Kemudian beri anak suplemen multivitamin
untuk membantu proses pertumbuhan otak anak.
![]() |
. https://generos.id/generos-anak-lancar-bicara/ |
DAFTAR
PUSTAKA
1. Christakis,
D. A. (2009). The effects of infant media usage: what do we know and what
should we learn? Review Article. Acta Paediatrica, 98, 8-16.
2. American
Academy of Pediatrics (2017). Handheld Screen Time Linked with Speech Delays in
Young Children. Retrieved from https://www.healthychildren.org/English/news/Pages/Handheld-Screen-Time-Linked-with-Speech-Delays-in-Young-Children.aspx
3. Zimmerman,
F. J., Christakis, D. A. & Meltzoff, A. N. (2007). Associations between
Media Viewing and Language Development in Children Under Age 2 Years. The
Journal of Pediatrics, 151, 364-368.
4. Canadian
Pediatric Society (2017). Screen time and young children: Promoting health and
development in a digital world. Retrieved from https://www.cps.ca/en/documents/position/screen-time-and-young-children”
5. https://www.commonsensemedia.org/
6. https://generos.id/generos-anak-lancar-bicara/
https://generos.id/2022/04/14/generos-sebagai-nutrisi-optimalkan-manfaat-puasa/
https://generos.id/2022/07/08/trik-agar-terapi-wicara-anak-bisa-optimal/
https://generos.id/2022/06/16/nyata-setelah-minum-generos-jadi-lebih-pd-lancar-membaca/
0 komentar:
Posting Komentar